Forum Kolaborasi Pengelolaan Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Koridor Hidupan Liar Tanjung Binerean
Deddy Abdul Hamid saat menyampaikan sambutan.

PORTALMONGONDOW.com – Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) ingin menjadikan Tanjung Binerean sebagai rumah yang nyaman bagi banyak jenis satwa liar, terutama yang dilindungi.

Salah satu bentuk nyata pemerintah, yakni dengan membentuk Forum Kolaborasi Pengelolaan Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Koridor Hidupan Liar Tanjung Binerean, yang diketuai oleh Kabag Hukum Setda Bolsel dan Bupati selaku pelindung.

Kawasan Tanjung Binerean diapit empat desa yang berada di Kecamatan Pinolosian Tengah, merupakan area migrasi dan aktivitas satwa liar yang dilindungi, yaitu burung maleo (Macrocephalon maleo) dan tiga jenis penyu (hijau, lekang dan belimbing).

Selasa (15/2), Forum Kolaborasi Pengelolaan Koridor Hidupan Liar Tanjung Binerean kembali melakukan pertemuan dengan agenda untuk mendukung bentang alam TNBNW secara berkelanjutan.

Pertemuan yang berlangsung di Hotel Quality Manado, ini, dibuka oleh Wakil Bupati Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Deddy Abdul Hamid.

Forum Kolaborasi Pengelolaan Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Koridor Hidupan Liar Tanjung Binerean
Pembukaan Pertemuan Forum Kolaborasi Pengelolaan Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Koridor Hidupan Liar Tanjung Binerean.

Wabup Deddy mengatakan, Pemda menyadari betul perannya untuk menjaga kelangsungan satwa endemik dari kepunahan. Maka, dibentuklah forum tersebut melalui surat keputusan bupati.

Lanjut Wabup, pihaknya juga masih sangat membutuhkan saran dan masukan dari praktisi lingkungan dalam mengelola Tanjung Binerean.

“Semoga hasil dari pertemuan ini diharapkan menghasilkan sebuah rekomendasi terbaik yang dapat kita gunakan dalam pengambilan kebijakan,” kata Deddy dalam sambutan pembukaan kegiatan.

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Jemmy Ringkuangan yang hadir dalam acara menambahkan, pengelolaan bentang alam perlu dilakukan berkelanjutan sehingga potensi kerusakannya bisa dicegah.

“Sinergi dan kolaborasi harus dibangun pihak terkait sehingga bisa menjangkau dan memberikan edukasi yang menyentuh masyarakat sekitar,” kata Jemmy.

Tanjung Binerean
Di Tanjung Binerean terdapat Sanctuary Maleo yang dikelola oleh WCS (Foto: Rahmat Putra Kadullah)

Selanjutnya, kata Jemmy, pemerintah pusat telah mencanangkan konsep ekonomi hijau (green economic) dalam penataan hutan untuk mewujudkan tata kelola hutan yang baik.

Sejalan dengan itu, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sulut, Akshari Dg Masikkin, memandan perlunya komitmen bersama untuk menjaga kelestarian hutan dan pemberdayaan masyarakat sekitar.

Kegiatan ini turut dihadiri Ketua DPRD Bolsel Ariffin Olii, Kepala Balai TNBNW, para Asisten dan pimpinan OPD, serta jajaran ASN lingkup Pemkab Bolsel.

Advertorial

Artikulli paraprakIskandar Kamaru Serahkan SK Pemberhentian dan Pengangkatan PAW Anggota DPRD Bolsel
Artikulli tjetërRizky Tayeb dari Percasi Bolsel Raih Medali Emas Open Chess Tournament 2023 ODSK di Kategori SMP

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini