Isteri sholehah
Ilustrasi pasangan menikah (c) Pixabay/Amrullah Ab.

PMnews – Setiap insan yang hidup menginginkan surga sebagai tempat terakhir ketika meninggalkan dunia ini.

Bagi umat Islam yang taat, Al Quran dan Al Hadist menjadi pedoman atau tuntunan bagi kehidupannya.

Petunjuk-petunjuk para ulama juga ikut didengarkan sebagai penambah amal baik menuju keshalehan.

Baik muslimin maupun muslimah yang patuh kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, setiap waktu ingin selalu berusaha menambah pahala.

Ini juga termasuk mereka yang telah mengucap janji suci dalam ikatan pernikahan sah di hadapan Allah SWT.

Baca: Bisa Jadi Inspirasi, Nama Bayi Perempuan yang Lahir di Hari Minggu

Sang suami berkewajiban menuntun istri agar patuh dan taat kepada Yang Maha Pencipta. Pun demikian dengan sang istri.

Ikatan pernikahan yang sah menjadi ladang pahala yang besar bagi umat Islam, dan termasuk gampang dilakukan.

Setidaknya, ada beberapa pahala yang diperoleh, karena menikah untuk mengarah kebaikan adalah hal yang dianjurkan dalam agama.

Menikah dapat menjauhkan dari maksiat. Bahkan hanya dengan mengobrol, bisa mendatangkan pahala.

Pasangan yang baik tentunya juga mendambakan kehadiran buah hati yang kelak menolong ibu bapaknya masuk ke surga yang diimpikan.

Nah, bicara soal rumah tangga bagi kaum hawa, tentunya ada hal yang dipertanyakan dalam perjalanan menjadi seorang istri.

Baca: Bangkitkan Stamina dengan Minuman Penambah Energi yang Sehat dan Alami

Satu hal yang menjadi tanda tanya, yakni apakah sudah menjadi istri sholehah bagi suami?

Merujuk pendapat Ustadz Adi Hidayat, ada dua hal yang perlu dilakukan istri ketika berumah tangga.

Yang pertama, yakni Qonita atau kepatuhan yang total kepada Allah SWT.

Ustadz Adi Hidayat yang biasa disapa UAH mengambil contoh Surat Al-Baqarah Ayat 238 yang artinya:

“Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu”.

Baca: Benarkah Malam Minggu Tidak Baik untuk Berhubungan Menurut Islam? Cek Apa Kata Buya Yahya

Jika di bawa kedalam rumah tangga, kata UAH, hal ini menjadi luas. Yaitu, kepatuhan kepada Allah, dengan cara menaati suami sepanjang tidak menyalahi ketentuan Allah.

Menurutnya, jika hal ini dilakukan hingga akhir hayat sang istri, Allah menjanjikan masuk surga dari pintu mana saja.

Meski demikian, untuk menolak dalam hal yang tidak baik pun harus disampaikan dengan kelembutan.

Yang kedua, mampu menjaga aib rumah tangga terutama sedang tidak bersama suami.

Jika terjadi persoalan dalam rumah tangga antara suami dan istri, menurut Adi Hidayat, Allah SWT akan menutupi aib tersebut sampai kiamat.

Baca: Cara Mudah Mengecek Kalau Jantung Bermasalah, Simak Penjelasan dr. Zaidul Akbar

Hal ini berlaku sepanjang tidak ada yang menyampaikannya kepada orang lain, dan hisabnya hanya dia yang tahu.

Pendapat Ustadz Adi Hidayat ini ia sampaikan pada acara ‘Healing tanpa Berpaling’ yang ditayangkan pada 15 Agustus 2022 di kanal YouTube Adi Hidayat Official.

Artikulli paraprakDebut WSL Jadi Penampilan ke 100 Kapten Tim MU wanita Katie Zelem
Artikulli tjetërAnthony Elanga Dinominasikan untuk Penghargaan Golden Boy

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini