Ilustrasi istana Zanzibar/pixabay/TheDigitalArtis
Ilustrasi istana Zanzibar/pixabay/TheDigitalArtis

 

PMnews – Perang ini adalah yang terpendek dalam sejarah, tercatat dimulai pada pukul 9 pagi pada tanggal 27 Agustus 1896.

Perang tersebut berakhir dalam waktu kurang dari tiga perempat jam, dengan korban yang mengejutkan, sebanyak 500 tentara tewas dan 1 terluka.

Ini adalah kisah Perang Inggris – Zanzibar yang tidak banyak diketahui orang.

Kisah ini dimulai pada tahun 1890 dengan penandatanganan perjanjian Heligoland-Zanzibar antara Inggris dan Jerman.

Baca juga: Satu dari 200 Pria Didunia adalah Keturunan Jenghis Khan

Jerman diberi kendali atas Tanganyika ( Tanzania modern ) dan Zanzibar diserahkan kepada pengaruh Inggris.

Salah satu rencana besar Inggris untuk Zanzibar adalah menghapus perbudakan, namun hal ini membuat marah para pedagang kaya dan kelas penguasa.

Sultan Sayyid Ali bin Saʿid dari Zanzibar menolak perintah ini sampai dia meninggal pada tahun 1893.

Meninggalnya Sultan membuka kesempatan bagi Inggris untuk mengangkat Sultan Hamad bin Thuwaini, yang lebih tunduk pada kekuasaan Inggris.

Baca juga: Bencana Aneh, Banjir Bir di London Tewaskan Delapan Orang

Pada 25 Agustus 1896, Hamad tiba-tiba meninggal di istananya, diduga karena perintah sepupunya untuk 

Dalam beberapa jam, sepupu Hamad, Pangeran Khalid bin Barghash, mengambil alih posisi sultan dan pindah ke istana.

Khalid adalah simbol perlawanan terhadap campur tangan Eropa di wilayah tersebut dan sekitar 3.000 tentara dan pendukungnya bergabung dengannya di istana.

Inggris Kemudian menunjukkan kekuatan mereka, dengan 900 pasukan dan menempatkan lima kapal Angkatan Laut Kerajaan di pelabuhan dekat istana Zanzibar.

Baca juga: Iman Lesmana Pede Kalahkan Windri Patilima, Warga Kotamobagu Bilang Begini

Laksamana Muda Harry Rawson dari angkatan laut kerajaan inggris, mengirim ultimatum kepada sultan, memerintahkan dia dan pasukannya meninggalkan istana dan menyerahkan senjata mereka.

Waktu yang diberikan kepada sultan hanya sampai pukul 9 pagi keesokan harinya, atau mereka akan menghadapi deklarasi perang. Khalid percaya ini sebagai ancaman kosong dan dia menolak.

Pada pukul 9 pada tanggal 27 Agustus 1896, Rawson memerintahkan kapal-kapal itu menembaki istana, yang segera dilalap api.

Hanya dalam 38 menit perang berakhir, dan Inggris telah menghancurkan senjata pertahanan dan membunuh 500 orang.

Baca juga: One Pride MMA ‘A New Sensation’: Windri Patilima vs Iman Lesmana, The Bad Boy Bakal Kasih Kejutan

Seorang dari tentara Inggris juga terluka dalam pertempuran itu. Sore itu juga Inggris menempatkan penguasa pilihan mereka, Hamoud bin Muhammad, di atas takhta.

Adapun Khalid bin Barghash, melarikan diri dari istana dan mencari suaka di konsulat Jerman. Jerman membantunya meninggalkan negara itu namun akhirnya ia ditangkap oleh Inggris pada tahun 1916.

Selama Perang Dunia I, setelah melepaskan klaimnya atas kesultanan, Khalid diizinkan untuk tinggal di Mombasa.

Dia meninggal di Mombasa pada tahun 1927, sistim perbudakan akhirnya dihapuskan di Zanzibar pada tahun 1897.***

 

Artikulli paraprakSatu dari 200 Pria Didunia adalah Keturunan Jenghis Khan
Artikulli tjetërJadon Sancho Dinobatkan Jadi Man of the Match di Pertandingan Leicester vs MU

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini