
PMnews – Sebuah laporan yang dirilis oleh Komisi Penyelidikan Internasional Independen PBB, tentang Republik Arab Suriah.
Menyebutkan bahwa jutaan warga Suriah menderita dan sekarat di kamp-kamp pengungsian, sementara sumber daya semakin menipis dan bantuan semakin berkurang.
Dalam laporan setebal 50 halaman ini, menyebutkan penderitaan dan kesulitan warga Suriah adalah konsekuensi dari perang yang mematikan yang berlangsung selama lebih dari satu dekade.
Baca juga: 5 Potret Audrey Vanessa Susilo, Finalis Miss Indonesia 2022 Perwakilan Sulawesi Utara
Paulo Pinheiro ketua komisi independen PBB tersebut menyatakan bahwa Suriah kembali mengarah ke peperangan.
“Suriah tidak mampu untuk kembali berperang secara besar-besaran, namun arahnya justeru mengarah ke sana” kata Paulo.
Dalam laporan tersebut, dalam periode 1 Januari – 30 Juni tahun 2022, pertempuran terus berlanjut di Suriah.
Baca juga: Klasemen dan Top Skor Sementara Liga Champions Eropa 2022/2023
Menurut perkiraan PBB antara 1 Maret 2011 sampai dengan 31 Maret 2021, peperangan diSuriah telah merenggut korban warga sipil sebanyak 306.887 jiwa, ini berarti dalam sehari ada 83 warga sipil yang tewas selama satu dekade terakhir di Suriah.
Perang Suriah dengan cepat menjadi perang skala penuh, sejak meletus pada tahun 2011 lalu, pemerintah Suriah dan oposisi telang mengadakan berbagai pertemuan dialog damai di Jenewa, namun hingga kini belum menemukan solusi.