
PMnews – Ada banyak manfaat coklat bagi kesehatan. Selain sebagai camilan yang lezat, coklat juga dapat memperbaiki mood.
Coklat berasal dari biji kakao yang dapat diolah menjadi beragam jenis makanan dan minuman.
Selain itu, coklat juga sering digunakan sebagai campuran untuk membuat kue, biskuit, es krim, hingga permen.
Coklat kaya akan kandungan antioksidan, termasuk polifenol, flavanol, dan katekin. Berkat kandungan inilah cokelat dapat memberikan beragam manfaat bagi kesehatan.
Baca juga: Dampak Negatif Minum Teh saat Perut Kosong
Namun karena kepopuleran coklat, sehingga menimbulkan banyak mitos yang salah mengenai coklat.
Dirangkum dari berbagai sumber, inilah beberapa mitos yang salah mengenai coklat.
1. Coklat Tidak Baik untuk Tubuh
Ahli nutrisi di AS Lisa Moskovitz mengatakan, cokelat terutama dark chocolate menyediakan nutrisi dan pendukung kesehatan termasuk antioksidan penangkal stres serta mineral besi.
“Mungkin sulit untuk percaya bahwa sesuatu yang rasanya sangat enak tidak buruk bagi Anda, tapi itulah yang terjadi pada coklat,” kata Moskovitz.
Baca juga: Konsumsi Buah Apel Mengurangi Resiko Kematian Hingga 35 Persen
2. Coklat Tingkatkan Gula Darah dan Resiko Diabetes
Moskovitz mengatakan, coklat memang mengandung tambahan gula yang bisa meningkatkan kadar gula darah.
Tapi coklat juga memiliki antioksidan yang bisa melindungi dari diabetes.
Jika Anda ingin makan coklat tapi khawatir tentang risiko gula darah tinggi dan diabetes, Moskovitz menyarankan untuk memilih coklat hitam atau coklat rendah gula.
Kemudian, seimbangkan sisa hari dengan banyak mengonsumsi makanan kaya serat untuk menstabilkan gula darah, lemak, sayuran, dan protein tanpa lemak. Ini akan membantu melindungi kesehatan memuaskan dahaga.
Baca juga: Update Ranking One Pride MMA Kelas Welterweight: Windri Kokoh di Puncak, Iman Turun Dua Tingkat
3. Coklat Bikin Gemuk
Jika makan coklat terlalu sering dan bahkan terlalu banyak, jelas saja ini akan bikin gemuk dan kenaikan berat badan yang terjadi bakal cukup drastis.
Namun, konsumsi secukupnya tidak akan berpengaruh signifikan terhadap berat badan.
4. Coklat Penyebab Sakit Gigi
Banyak dari kita setuju bahwa anak-anak yang giginya rusak dan sakit itu karena mereka makan coklat bukan?
Menurut studi yang ada, efek plak gigi dari coklat justru lebih sedikit dan kecil ketimbang plak yang berkembang akibat mengonsumsi gula meja murni.
Gigi sakit dan berlubang telah diteliti di mana hasilnya justru tak membuktikan adanya kaitan antara kerusakan gigi dengan coklat.
Menurut hasil penelitian di Jepang dari Universitas Osaka, biji kakao (bahan utama pembuatan coklat) malah sebenarnya ampuh dalam melawan bakteri dalam mulut.
Sehingga hal ini membuktikan kalau coklat itu aman asal campuran gulanya tak terlalu banyak.
Baca Juga: Marcus Rashford Dinobatkan Man of the Match Pertandingan MU vs Arsenal
5. Coklat Sebabkan Jerawat
Menurut Moskovitz, sejauh ini tidak ada penelitian yang secara pasti mengonfirmasi bahwa coklat bisa menyebabkan jerawat.
Meskipun diet tinggi gula dapat memperburuk kondisi kulit berjerawat, namun itu bukan akar penyebab dari jerawat.
Moskovitz menyatakan, jerawat sering disebabkan oleh segudang fakta. Ini termasuk jenis kulit, hormon, usia, genetika, faktor lingkungan, dan rutinitas perawatan kulit.
“Konon, mengonsumsi makanan anti-inflamasi, kaya antioksidan dan kaya nutrisi benar-benar dapat menjinakkan volatilitas kulit.
Jadi, jika Anda khawatir tentang seperti apa wajah Anda pada pagi hari, lakukan diet seimbang termasuk coklat,” kata Moskovitz.
Baca Juga: MU vs Arsenal: Rekor The Gunners Patah di Old Trafford
Nah agar aman mengkonsumsi coklat, anda harus cermat dalam memilih dan mengkonsumsinya, berikut beberapa tips untuk mengkonsumsi coklat.
• Pilihlah coklat hitam yang mengandung kakao 70–85%.
• Hindari terlalu banyak mengonsumsi coklat susu, karena biasanya telah diberi gula tambahan dan mengandung lebih banyak lemak.
• Hindari menambahkan susu skim ke dalam minuman coklat.
• Batasi konsumsi coklat setidaknya hanya 20 gram setiap harinya.
• Perhatikan nilai gizi yang biasanya tertera pada kemasan coklat batang atau bubuk coklat sebelum mengonsumsinya.***