
PMnews – Isyarat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi terus digaungkan pemerintah, bahkan untuk meredam dampaknya telah disiapkan pula skema bantuan sosial (Bansos).
Efek domino kenaikan BBM memantik berbagai elemen masyarakat menyuarakan penolakan rencana kenaikan harga BBM bersubsidi ini.
Salah satunya yaitu Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), melalui ketuanya Said Iqbal yang menegaskan penolakan kenaikan harga BBM.
Baca juga: Ini Nomor Punggung yang Hampir Pasti Dipakai Antony Santos di Manchester United
Said Iqbal bahkan mengancam akan melakukan demo besar-besaran untuk menolak kenaikan BBM dan pengesahan UU Cipta Kerja serta meminta kenaikan upah 2023 di DPR RI pada, 6 September 2022.
“5.000 buruh massa aksi pada 6 September akan berunjuk rasa di DPR RI, sedangkan ribuan buruh lainnya di kantor gubernur,” kata Said dalam konferensi pers.
Said juga mengatakan jika kenaikan BBM bersubsidi ini akan menurunkan daya beli kaum buruh karena tidak diimbangi oleh kenaikan upah.
Baca Juga: Antony Matheus dos Santos Resmi Berkostum Manchester United, Jadi Pemain Termahal
“Khususnya buruh pabrik yang selama 3 tahun tidak naik sudah menyebabkan daya beli turun 30 persen. Kalau BBM naik, bisa-bisa daya beli mereka turun hingga 50 persen,” ujar Said.
Selain itu menurut Said kenaikan BBM juga akan memicu gelombang PHK yang merupakan imbas dari efisiensi yang dilakukan perusahaan.
“Hal ini, karena, perusahaan juga akan melakukan efisiensi akibat biaya energi yang meningkat,” tandasnya.***
.