
PMnews – Rencana kenaikan BBM jenis Pertalite dan Solar mempunyai efek domino yang bersentuhan dengan rakyat kecil.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengingatkan pemerintah untuk mewaspadai hal ini, mengingat penyesuaian harga BBM bersubsidi ini akan berdampak pada kenaikan angka kemiskinan.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala BPS Margo Yuwono, jika harga BBM naik pengaruhnya pada inflasi tinggi, maka dampaknya pada kondisi ekonomi masyarakat.
Baca juga: Pil Pahit Kenaikan Harga BBM Bersubsidi Berdampak pada Kaum Buruh
Pemerintah diingatkan untuk belajar dari pengalaman penyesuaian harga BBM pada tahun 2005, saat itu pemerintah menaikkan harga bensin 32,6% dan solar 27,3% pada Maret.
Kemudian terjadi penyesuaian kembali pada Oktober 2015, harga bensin kembali naik 87,5 % dan solar 104,8 %, ini mendorong naiknya inflasi sebesar 11,7 % dan melesat menjadi 17,5 %.
Pada tahun 2016 BPS mencatat kenaikan jumlah penduduk miskin dari 35,10 juta jiwa tahun sebelumnya menjadi 39,30 juta jiwa.
Begitupun dengan kedalaman tingkat kemiskinan yang naik menjadi 3,43 dari 2,78. Tingkat keparahannya juga naik menjadi 1 pada 2006, yang tahun sebelumnya berada pada angka 0,76.
Baca juga: Harga Pertalite dan Solar Naik per 1 September, Simak Perkiraan Harga Barunya
“Jadi kita sudah cukup bagus menjaga pertumbuhan ekonomi, menurunkan angka kemiskinan di bawah 1 digit, tapi jangan sampai membuat kita lengah tidak bisa mengendalikan harga di masing-masing daerah itu bisa berdampak pada hal yang lebih besar, yaitu tingginya angka kemiskinan,” ungkap Margo pada Selasa, 31 Agustus 2022.
Margo menekankan bahwa ini harus diwaspadai karena akan berdampak luas di masyarakat.***