
BOLSEL – Melonjaknya kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia cukup mengkhawatirkan. Berdasarkan data kasus harian dari Satgas Covid-19 pada 23 Januari 2022 angka penambahan kasus yaitu 2.925 kasus. Jumlah kasus varian Omicron hingga tanggal 23 Januari adalah 1.629 kasus terkonfirmasi, dan akan lebih banyak lagi bila ditambah dengan kasus yang masuk kategori “probable” yang sedang menunggu hasil pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS ). Bahkan pada tanggal 22 Januari 2022 dilaporkan 2 kasus kematian pasien Omicron di Indonesia.
Berbagai pihak memprediksi puncak kenaikan kasus Covid-19 akan terjadi pada pertengahan Februari 2022 hingga Maret 2022. Data juga menunjukan bahwa lebih dari 20 persen kasus Omicron di Indonesia saat ini adalah merupakan kasus penularan lokal. Jika kasus terus meningkat dan tidak terkendali maka ada kemungkinan sistem kesehatan Indonesia akan kewalahan. Oleh sebab itu Pemerintah serta masyarakat harus maksimal dalam melakukan upaya-upaya penanganan COVID-19 ini, terutama pada upaya pencegahan penularan.
Menyikapi hal ini, Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), Sulawesi Utara (Sulut), mengimbau masyarakat untuk tetap disiplin dan mengutamakan protokol kesehatan (Prokes).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bolsel, dr Sadli Mokodongan mengingatkan masyarakat untuk tetap menggunakan masker, rajin mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak serta melakukan vaksinasi secara lengkap dosis 1 dan 2 bahkan vaksinasi booster nantinya.
“Proses panjang pandemi yang melanda sudah seharusnya menyadarkan masyarakat akan pentingnya Prokes dan vaksinasi. Saat ini masyarakat sudah mulai kendor dengan 2 hal itu,” ujar Sadli.
Data vaksinasi Covid-19 di Bolsel menunjukan adanya penurunan vaksinasi untuk dosis 2 yang baru mencapai angka 24.628 orang atau 46 persen meski vaksinasi dosis 1 telah mencapai dari apa yang telah ditargetkan pemerintah sebanyak 80 persen, yakni 42.193 orang. Sementara yang menjalan vaksinasi booster baru 486 orang atau sebanyak 0,9 persen.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) melalui press release tanggal 24 Januari 2022 mengajak semua pihak bersama-sama berusaha sangat keras dan maksimal dalam waktu yang singkat untuk kemudian bersama-sama terbebas dari pandemi ini. PDPI juga mendorong dan merekomendasikan agar masyarakat terbebas dari penyakit Covid-19.
PDPI menganjurkan masyarakat yang layak untuk divaksin segera menjalani vaksinasi Covid-19 lengkap (dua dosis) di sentra pelayanan vaksinasi terdekat. Masyarakat juga diminta untuk selalu menerapkan protokol kesehatan, yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, tidak berpergian jika tidak mendesak (termasuk perjalanan ke luar negeri, menghindari kerumunan dan membatasi mobilisasi.
Ketua Umum Pengurus Pusat PDPI, DR. Dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K), FISR, FAPSR, dalam press release mengatakan agar semua pihak harus waspada dan mengetahui gejala Covid-19 varian Omicron. Lanjut dia, keluhan klinis dari varian Omicron yang terbanyak adalah, batuk kering, nyeri tenggorok, tenggorokan gatal (merupakan keluhan tersering), merasa kelelahan atau mudah lelah, hidung tersumbat/pilek, demam, nyeri kepala.
“Gejala lainnya, namun jarang terjadi, adalah mual dan muntah, sesak napas, demam, dan diare. Gejala varian ini terkesan ringan, namun terdapat berbagai data yang menyebutkan bahwa gejala dapat menjadi berat seperti demam tinggi dan sesak napas berat pada kelompok lanjut usia, kelompok masyarakat dengan komorbiditas (penyakit kronik lainnya), dan anak-anak sehingga memerlukan perawatan di rumah sakit. Untuk itu sehingga perlu kewaspadaan khusus untuk ketiga kelompok ini,” kata Agus.
Ia menganjurkan jika ada yang mengalami gejala seperti yang disebutkan agar segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan terdekat, melakukan isolasi mandiri di rumah, memperketat dan tetap disiplin pada protokol kesehatan, menkonsumsi vitamin, mencukupi kebutuhan gizi, memperbanyak istirahat, dan tidak menunda-nunda untuk memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
PDPI mengharapkan masyarakat tetap waspada, namun tidak panik terhadap Covid-19 varian Omicron, serta mampu menjadi agen edukasi tentang Covid-19 terkait varian Omicron, gejala dan keluhan, cara pencegahan, dan tata cara isolasi mandiri
Sementara pemerintah diminta agar memaksimalkan aktivitas 3T, yakni Testing (pemeriksaan dini), Tracing (pelacakan) dan Treatment (perawatan) serta segera mengejar target cakupan vaksinasi primer dan booster, serta memetakan dan mempersiapkan tempat-tempat isolasi terpusat.
Penulis/Editor: Rahmat Putra