BOLSEL – Desa Tabilaa yang terletak di Kecamatan Bolaang Uki, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) memiliki potensi objek wisata Mangrove dan pasir timbul yang menarik wisatawan dari luar maupun lokal.

Pemerintah Desa Tabilaa sendiri akan melakukan pengembangan dua destinasi wisata tersebut. “Dua Wisata yang akan di kembangankan adalah Mangrove dan pasir timbul. Kami akan membuat wisata mangrove seperti yang ada di Transpatoa dan pasir timbul,” ujar Sekdes Tabilaa, Ekho Tayabu, Selasa (25/2/2020).

Menurutnya, konsep yang akan dilakukan oleh pemerintah desa terhadap objek wisata mangrove adalah akan membuatkan dermaga yang menjadi tempat sandarnya perahu masyarakat, yang akan mengantar wisatawan ke pasir timbul. Selain itu, pemerintah desa juga akan memberdayakan nelayan yang memiliki perahu kecil (Katinting).

“Selain membuat dermaga, kami juga akan memberdayakan nelayan yang mempunyai perahu kecil, untuk bisa mengantarkan para wisatawan dari dermaga mangrove ke pasir timbul,” ungkap Sekdes.

Untuk pengembangan destinasi wisata ini kata Sekdes, pemerintah desa Tabilaa akan megajukan permohonan anggaran kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Bolsel dan Pemerintah Provinsi.

Sementara itu, Pemda Bolsel melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) menyambut baik rencana pembangunan objek daerah tempat wisata baru Mangrove di Desa Tabilaa.

Kepala Dinas Disparbud Bolsel, Wahyudin Kadullah, mengatakan, bahwa untuk kawasan mangrove di Desa Tabilaa, sudah sejak dulu dibuatkan masterplan pembangunannya. Syarat utama untuk pengembangan bangunan fisiknya pun sudah kami penuhi, yakni adanya dokumen Detail Engineering Design (DED).

“Adapun pembangunan yang sudah ada dalam dokumen DED antara lain,
Gapura identitas, Gazebo, Broadwalk, dan Post Ticketing,” ujar Wahyudin.

Menurut mantan Kadis Perhubungan Bolsel ini, wisata Mangrove di Desa Tabilaa memiliki potensi yang cukup menarik. Karena memiliki kawasan yang luas dan lokasinya yang sangat strategis.

Sementara itu, untuk lokasi wisata pasir timbul sendiri kata Wahyudin, pihaknya masih butuh lebih banyak kajian berdasarkan kondisi ril dilokasi. “Kami akan menggandeng tenaga ahli untuk sama-sama mengkaji. Mengingat, pasir timbul itu masuk dalam fenomena alam. Pasalnya, pasir timbul itu tidak setiap saat ada, tergantung pasang surutnya air laut.” ungkapnya.

Ia menyatakan, bahwa Dinas Pariwisata dan Kebudayaan siap untuk melakukan pengembangan objek wisata tersebut. “Untuk mengembangkannya, itu sudah pasti. Karena selain potensial, fenomena pasir timbul ini layak untuk lebih dikembangkan. Disisi lain, letaknya juga berada di tengah laut. Sehingga dari segi pariwisata membuat nilai jualnya lebih tinggi,” tandas Wahyudin.

Artikulli paraprakSKPD Bolmong Mulai Lakukan Verifikasi Usulan Hasil Musrenbang Kecamatan
Artikulli tjetërBisnis Kue Ulang Tahun Milik Warga Gogagoman Ini, Pelanggan Bisa Memesan Dengan Konsep Karakter

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini