
KOTAMOBAGU- Wartawan adalah seseorang yang melakukan kegiatan jurnalistik atau orang yang secara teratur menuliskan berita (berupa laporan) dan tulisannya dikirimkan/dimuat di media massa secara teratur.
Laporan ini lalu dapat dipublikasi dalam media massa, seperti koran, televisi, radio, majalah, dokumentasi hingga internet atau media siber.
Namun, ternyata profesi ini banyak disalahgunakan oleh segelintir orang yang tidak bertanggungjawab.
Seperti yang terjadi di Kotamobagu. Sejumlah Kepala Sekolah Dasar menjadi korban pemerasan oleh oknum yang mengaku sebagai seorang wartawan.
Ulah oknum yang diketahui berinisial FS alias Eki ini, membuat para Kepala Sekolah resah.
Oknum tersebut melancarkan aksi pemerasan dengan modus telah mengantongi sertifikat Sosialisasi Reguliasi Pers yang digelar oleh Dinas Pendidikan Kotamobagu bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kotamobagu, September lalu.
Hal itu diungkapkan oleh salah satu sumber resmi yang meminta namanya dirahasiakan. Ia mengungkapkan, jika oknum tersebut mendatangi sekolahnya dan meminta uang.
“Orang ini datang ke sekolah dan meminta uang sembari menunjukan selembar sertifikat. Karena kebetulan saya belum ada uang, ia pun meminta partisipasi saja,” ungkap sumber kepada Portalmongondow.com, Jumat, (29/11/2019).
Tak hanya mengaku wartawan, oknum ini pun mengaku sebagai anggota PWI Kotamobagu. “Ia mengaku dari PWI,” kata sumber.
Pengakuan yang sama juga datang dari salah satu Kepala Sekolah yang meminta namanya dirahasiakan.
Ia mengatakan, ada salah satu oknum yang mengaku wartawan online, berinisial JN alias Jhon, mendatanginya dan meminta sejumlah uang dengan iming-iming akan dibantu untuk melobi Direktur PDAM, agar sekolah tersebut akan bisa memperbaiki sakura air bersih ke sekolah.
“Benar. Dia menghubungi saya lewat whatsapp dan mengaku wartawan media online. Katanya, Direktur PDAM sudah menanggapi positif akan diperbaiki saluran air bersih ke sekolah. Namun hingga kini tak kunjung ada,” ungkapnya.
Karena merasa oknum tersebut mempunyai maksud lain, sumber yang merasa takut ini pun terpaksa memberikan sejumlah uang.
“Saya kasih uang. Mereka ada dua orang yang datang. Tapi, satunya saya tidak kenal. Mereka datang tidak hanya sekali, tapi berulang kali dengan berbagai modus baru,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua PWI Kotamobagu, Gunadi Mondo, saat dikonfirmasi mengatakan, jika pihaknya tidak pernah mengeluarkan rekomendasi lisan atau tertulis, terkait permintaan uang ke siapapun.
“PWI Kotamobagu tidak pernah mengeluarkan rekomendasi apapun terkait meminta-minta uang ke sejumlah pejabat atau Kepala Sekolah. Jika ada yang mengatasnamakan PWI, berarti oknum tersebut sudah melakukan penipuan,” tegasnya.
Ditanya soal oknum berinisial FS, Gunadi mengatakan jika yang bersangkutan tidak lagi terdaftar sebagai anggota resmi PWI Kotamobagu.
“Benar, lalu dia (Oknum wartawan) pernah menjadi anggota PWI, tapi kartu keanggotaannya sudah tidak berlaku lagi. Kartu yang tidak diperpanjang selama 1 tahun, maka otomatis gugur,” ungkap Gun, sapaannya.
Ia menyarankan, agar korban dugaan pemerasan oknum-oknum yang mengaku wartawan, agar melaporkan kejadian tersebut ke Pihak Kepolisian.
“Mereka yang membawa nama wartawan dan melakukan tindakan pemerasan, pantas dijerat dengan hukum yang berlaku. Jika ada yang mengaku wartawan dan memeras, maka wajib dilaporkan. Ini harus diantisipasi dan diwaspadai agar tidak menjadi kebiasaan mereka dan banyak yang menjadi korban,” pungkas Gun.