
KOTAMOBAGU- Seperti namanya, salah satu kontestan pemilihan Nanu’ dan Uyo’ Kotamobagu 2019, Siti Nurjannah Lobangon, atau yang akrab disapa Nanu, mendapat pujian atas Salamat (Pantun Mongondow) yang dibawakannya pada pembukaan karantina Uyo’ Nanu’ di Aula Kantor Wali Kota, Senin (29/04/2019).
Banyak yang menilai, Nanu’ perwakilan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kotamobagu ini, sangat peduli dengan budaya daerah.
Meski banyak kontestan lain berkenalan nama menggunakan bahasa Inggris, namun mahasiswi STIE YKP Yogyakarta jurusan Akuntansi Perpajakan, semester 4 ini, justru memilih Salamat sebelum berkenalan nama.
“Saya kagum dan bangga ada anak muda yang bersalamat (Pantun Mongondow). Ini patut diapresiasi. Ya harapannya sih, tak hanya Nanu, tapi semuanya yang ikut ajang ini bisa berbahasa Mongondow, agar budaya kita terus terlestarikan. Sebab, banyak anak muda jaman sekarang gengsi berbahasa Mongondow,” kata Muri Mokoginta, saat menyaksikan perkenalan nama para peserta Nanu’ dan Uyo’.
Meski ada beberapa peserta yang menggunakan bahasa daerah Bolaang Mongondow saat perkenalan nama, namun sosok Nanu, putri bungsu pasangan Zufri Lobangon dan Yunita Makalalag, warga Kelurahan Motoboi Kecil ini, mendapat penilaian spesial dari warga yang hadir.
Kepiawaiannya dalam bersalamat ternyata sudah ditekuninya sejak duduk di bangku Sekolah Dasar.
Menurut wanita berhijab ini, Salamat sudah menjadi tradisi keluarganya. Bahkan, pada saat acara keluarga maupun resepsi pernikahan, dirinya sering tampil membawakan pantun Mongondow ini.
“Salamat ini adalah pantun berbasis bahasa Mongondow. Kenapa saya memilih bersalamat saat sebelum berkenalan, karena Salamat menurut saya adalah salah satu budaya yang harus kita lestarikan,” kata Nanu, kepada Portalmongondow.com
“Kalau di rumah, semua keluarga sering menggunakan bahasa Mongondow untuk berkomunikasi sehari-hari. Sehingga itu, saya terbiasa sejak kecil,” tambahnya.
Keinginnannya ikut ajang pemilihan Nanu’ dan Uyo’ 2019 ini, selain untuk menambah wawasan akan dunia pariwisata, juga untuk dapat mempromosikan budaya dan pariwisata yangnada di Koramobagu.
“Awalnya saya dapat info kalau ada pemilihan ini, karena sejak lama saya ingin mengenalkan budaya dan pariwisata Kotamobagu ke tingkat Nasional. Maka saya putuskan untuk ikut ajang ini, sebagai jalan saya untuk dapat melakukan yang terbaik demi Kotamobagu tercinta,” ujarnya.
Ajang pemilihan Nanu’ dan Uyo’ kata wanita 20 tahun ini, bukan hanya sekadar kegiatan mencari yang terbaik, namun sebagai wadah menyalurkan bakat dan tekad dalam pembangunan daerah.
“Kotamobagu tak hanya sebagai Kota Jasa saja, tapi memiliki sumber daya yang kaya di dalamnya. Sehingga itu, saya bertekad untuk dapat membantu pemerintah dalam mempromosikan daerah kita ini melalui pemilihan Nanu’ dan Uyo’,” katanya.
“Saya mohon dukungan dan doa, semoga langkah saya dan semua peserta dalam mengikuti pemilihan Nanu’ dan Uyo’ 2019 ini, berjalan dengan lancar dan baik, serta dapat memberikan kontribusi bagi daerah yang kita cintai ini,” tutup Nanu.