
NASIONAL- Munculnya ide untuk melarang penggunaan media sosial selama masa tenang kampanye menimbulkan kontroversi. Pengamat media sosial Maman Suherman mengakui netizen Indonesia “paling cerewet se-dunia”.
Pernyataan itu disampaikan Maman dalam acara Apa Kabar Indonesia di tvOne, Sabtu 23 Maret 2019. Maman mengatakan, satu konten Twitter bisa dicuitkan kembali oleh ribuan orang. Parahnya, tutur Maman, hal itu juga banyak terjadi untuk konten hoax.
“Bayangkan ratusan konten hoax diretweet oleh ribuan akun,” ujar Maman. Ia mengakui, kebohongan lebih cepat menyebar karena menyebarkan kebohongan memang lebih asyik.
“Sebenarnya publik harus menyadari, sifat informasi di media sosial adalah jangan langsung dipercaya,” ujarnya menambahkan.
Maman mengusulkan agar Kementerian Komunikasi dan Informatika memberikan aturan teknis dengan peraturan yang jelas. Sebab proses hukum dirasa sudah tidak efektif.
“Kominfo bisa mengontrol teknisnya dengan peraturan yang jelas. Sebab dampaknya pada penyebaran bisa seketika. Kalau hanya mengandalkan proses hukum, bisa lama,” ujarnya.
Ia menambahkan, meski media sosial di Indonesia sangat gaduh, tapi ini adalah fase bermedia sosial yang harus dilewati.
Sumber: Viva.co.id