
KOTAMOBAGU- Vasektomi adalah operasi kecil (bedah minor) yang dilakukan untuk mencegah transportasi spermapada testis dan penis.
Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu pun terus mensosialisasikan program tersebut untuk menekan laju pertumbuhan penduduk.
Vasektomi merupakan prosedur yang sangat efektif untuk mencegah terjadinya kehamilan karena bersifat permanen. Dalam kondisi normal, sperma diproduksi dalam testis.
“Jangan takut, sebab prosedur ini sudah sangat layak dan tak berbahaya. Penis akan tetap normal bahkan sperma pun masih bisa keluar,” kata Kepala Dinas PP dan KB Kotamobagu, Aldjufri Ngandu, Senin (04/03/2019).
Ia menkelaskan, pada saat ejakulasi, sperma mengalir melalui 2 buah saluran berbentuk pipa (vas deferens), bercampur dengan cairan semen (cairan pembawa sperma), dan keluar melalui penis.
“Bila sperma masuk dan bergabung dengan sel telur wanita, maka terjadilah kehamilan. Prosedur vasektomi mempunyai konsep bahwa saluran (vas deferens) tersebut dipotong dan kedua ujung saluran diikat, sehingga sperma tidak dapat mengalir dan bercampur dengan cairan semen,” jelas Ngandu.
Dengan kata lain lanjut Ngandu, vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas pria dengan jalan melakukan okulasi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi.
“Memang hal ini banyak membuat pria merasa takut. Namun sebenarnya ini langkah yang baik untuk kontrasepsi jangka panjang dibandingkan dengan menggunakan kondom saja,” ujarnya.
Ia menyebut, pria di Kotamobagu baru 27 orang yang melakukan vasektomi.
“Tahun 2018 hingga 2019 ini belum ada yang melakukan vaksetomi. Tahun 2016 sampai 2017 totalnya 27 orang. Ini terus kita sosialisasikan,” pungkasnya.