
KOTAMOBAGU– Sunat atau khitan atau sirkumsisi adalah tindakan memotong atau menghilangkan sebagian atau seluruh kulit penutup depan dari penis. Frenulum dari penis dapat juga dipotong secara bersamaan dalam prosedur yang dinamakan frenektom.
Selain untuk masalah kesehatan, umat muslim laki-laki diwajibkan untuk dikhitan sejak usia dini. Bahkan, tak sedikit orang dewasapun melakukan hal tersebut.
Di zaman moderen, proses khitan sudah lebih mudah dan cepat. Bahkan tak merasakan sakit. Namun setiap anak pasti akan mengalami ketakutan saat melihat peralatan khitan.
Berbeda dengan bocah 9 tahun ini. Rangga Mamonto, asal Desa Tabang, Kotamobagu Selatan, punya trik untuk menghilangkan rasa takutnya saat dikhitan, pada kegaitan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-54 yang digelar Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotamobagu, Senin (12/11/2018)
Putra bungsu pasangan Tito Mamonto dan Murniati Podomi ini, mencoba fokus bermain.game melalui handphone saat dikhitan.
“Saya tidak takut. Awalnya takut, tapi saat main game tak ada yang saya takutkan lagi. Kata mama dan papa, saya harus berani agar menjadi pahlawan seperti di game yang saya mainkan,” kata Rangga.
Kepala Dinkes Kotamobagu, Devie CH Lala, mengatakan proses khitan yang dilakukan sudah menggunakan peralatan canggih.
“Kita menggunakan alat laser, namanya elektric cutter. Ini lebih bagus dibandingkan alat manual. Sebab, luka akan segera mengering dan darah pun tak keluar saat usai dikhitan atau disunat,” katanya.