
KOTAMOBAGU – Peristiwa pengeboman yang mengguncang kota Surabaya Minggu 13 Mei 2018, telah menelan banyak korban. Kejadian ini mengundang simpati warga Indonesia terhadap 14 orang yang meninggal serta 43 orang korban yang terluka.
Spontanitas rasa belasungkawa juga ditunjukan warga Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara, dengan menggelar doa bersama ditandai dengan menyalakan ribuan lilin di tugu perjuangan pusat kota, minggu malam. Digagas sejumlah elemen masyarakat dan aparat keamanan, aksi dilakukan juga sebagai upaya melawan segala bentuk terorisme di Indonesia.
Supardi Bado, koordinator aksi mengutuk keras aksi terorisme yang terjadi di Indonesia. Dalam orasinya, ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk melawan tanpa takut terhadap aksi-aksi teror. Dukungan kepada aparat kepolisian untuk mengusut tuntas kasus juga disuarakan.

Dari tokoh agama, Ketua MUI sekaligus Ketua FKUB Kotamobagu Yusuf Dani Pontoh meminta seluruh agama untuk menyikapi kejadian ini dengan bijak, dan tetap bersikap menjaga toleransi. Senada dengan Dani Pontoh, Ketua Pemuda GMIBM Kotamobagu Maikel Moonik mengajak masyarakat untuk tetap mengedepankan toleransi. Ia mengatakan, terorisme merupakan musuh bersama umat beragama. Dani dan Maikel percaya Polri mampu untuk mengusut tuntas kasus ini dan memberikan efek jera terhadap aktor pelaku terorisme.
Sementara Kapolres Bolmong AKBP Fernando Gani Siahaan mengatakan, pasca kejadian di Kota Surabaya, jajaran Polri diseluruh Indonesia telah diberlakukan siaga satu, terutama penjagaan ketat diberlakukan di tempat-tempat peribadatan. Gani mengaku, razia juga digelar didaerah perbatasan oleh Polsek-Polsek setempat.
Dipimpin Kasat Lantas Polres Bolmong, AKP Magdalena Anita Sitinjak, peserta aksi juga sempat menyanyikan lagu Bagimu Negeri dan Indonesia Raya. Peserta aksi juga mengikrarkan diri bersama untuk tetap menjaga keutuhan NKRI.
Aksi ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Dani Pontoh dan Ketua DPA GBI Kotamobagu Valencia Sompotan.
Penulis : Mahox Kadullah