

Kotamobagu, portalmongondow.com – Nayodo Koerniawan tentu bukan sosok asing di panggung demokrasi Bolaang Mongondow Raya (BMR), terutama di Kota Kotamobagu. Menghabiskan sebagian besar karir sebagai penyelenggara Pemilu, Ketua KPU Kota Kotamobagu ini, ternyata juga memiliki jejak idealisme sebagai seorang aktifis tulen.
Berawal dari Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi, Manado, jiwa aktifis Nayodo mulai ditempa. Sebagai seorang mahasiswa, Nayodo Muda, sempat merasakan jenjang perkaderan di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) bersama rekan seangkatan Rine Kembuan dan Olfen Egetan.
Namun demikian, kiprah Nayodo usai meraih gelar Sarjana Hukum (SH) di Unsrat, tidak serta merta dilakoni dirinya di Kotamobagu. Pasalnya, pria yang juga dikenal sebagai petani sukses ini, sempat menjadi pengacara di Jakarta.
“Tahun 1996, saya dilantik menjadi advokat bersama-sama dengan Gusti Randa di Pengadilan Tinggi Jakarta Pusat. Ketika terjadi kerusuhan tahun 1998, saya diminta balik ke Kotamobagu oleh orang tua dan keluarga,” kisah Nayodo.
Jiwa aktifis itulah, yang kemudian melatari Nayodo mendirikan LSM Lembaga Pemantau Kinerja Eksekutif dan Legislatif (LPKEL), sekembalinya ke Kotamobagu. Di LPKEL, Nayodo bersama rekan-rekan aktifis lainnya, terus mengawasi kinerja eksekutif dan legislatif di wilayah Bolaang Mongondow secara kritis.
Kecemerlangan kiprah Nayodo tak berhenti sampai disitu. Pasalnya, Nayodo yang memberanikan diri mendaftar sebagai anggota KPUD Bolmong, dinyatakan lolos dan berhak atas satu kursi sebagai penyelenggara Pemilu, saat Bolmong masih satu kabupaten utuh. Kecemerlangan Nayodo pun berlanjut. Saat terjadi pemekaran daerah Bolmong Raya, dirinya lantas terpilih menjadi Ketua KPU Kota Kotamobagu, periode 2008 – 2013.
Menjadi Ketua KPU Kota Kotamobagu, seolah menjadi ajang penegasan atas kualitas diri sekaligus integritas Nayodo. Bersama Empat Komisioner lainnya serta jajaran Sekretariat, Nayodo sukses membawa KPU Kota Kotamobagu, meraih gelar sebagai penyelenggara Pemilu Berintegritas Tingkat Nasional pada akhir tahun 2014 silam.
Kesuksesan dan integritasnya selama berkiprah sebagai penyelenggara Pemilu, tak pelak membuat sosok yang satu ini, kemudian dirindukan di panggung demokrasi Kotamobagu. Jelang Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) tahun 2018 mendatang, nama Nayodo pun mulai digadang sejumlah pihak untuk diusung menjadi salah satu kandidat di pentas Pilwako Kotamobagu.
“Nayodo merupakan salah satu asset daerah. Bukan hanya di Kotamobagu namun juga Bolaang Mongondow Raya. Integritas serta sepak terjang beliau selama ini sudah teruji. Wajar jika dirinya kami dorong maju sebagai calon kepala daerah periode ini,” ujar Syarifudin Mokodongan SH, salah satu aktifis muda Kotamobagu, yang juga pemerhati pemerintahan.
Syarif menilai, Nayodo merupakan sosok yang paripurna yang memiliki banyak keunggulan dalam memimpin Kotamobagu ke depan.
“Latar belakang dia sebagai seorang petani yang cukup sukses juga menjadi tolak ukur, kalau beliau ternyata adalah sosok yang multi talenta. Ketika kita berbicara sosial pemerintahan dirinya cukup paham. Berbicara soal hukum sesuai dengan disiplin ilmunya. Namun, ketika berbicara soal pengembangan usaha pertanian, Nayodo sudah membuktikan kalau dirinya mampu mengelola lahan pertanian dengan hasil yang maksimal,” jelasnya.
Tak hanya di mata Syarif, sosok Nayodo ternyata juga mendapat penilaian positif dari salah satu politisi muda Kotamobagu, Lucky Chandra Makalalag. Menurut Lucky, sebagai sosok yang banyak mengenyam kesuksesan, Nayodo cenderung terbuka dan dianggap bisa mengayomi semua kelompok.
“Mungkin hanya beliau yang ketika menjadi Ketua KPU selama tiga periode terakhir, masih bisa duduk dengan menggunakan celana pendek, lantas bercengkarama dengan masyarakat dengan duduk bersila di depan rumah,” imbuh Lucky.
Lucky pun mencontohkan penghargaan yang sukses diraih Nayodo saat memimpin KPU Kotamobagu, sebagai contoh sahih, betapa Nayodo merupakan sosok ideal yang teruji secara kualitas dan integritas.
“Penghargaan sebagai KPU paling berintergritas tingkat nasional yang diperoleh Kotamobagu tahun 2014 lalu, merupakan bukti nyata kapasitas dan integritas dirinya,” pungkas Lucky. (*)